"Open-minded, Brave and Full of Challenge"

“Around here, However, We don’t look backwards for very long. We keep moving forward, opening up new doors, and doing new things” _Walt Disney_

Senin, 10 Juni 2013

Modul 4: Simulasi Subnetting & Routing (Part II: UML Virtual Hosts)


    Simulasi berikutnya ialah menggunakan virtual host pada OS Linux yang disebut denganUser-Mode Linux (UML). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
  1. Seperti biasa, login dulu ke server berfasilitas UML. Caranya bisa dilihat melalui postingan terdahulu saya di sini.
  2. Buat skrip shell .sh sebanyak dua buah. Caranya pun bisa dilihat pada link yang terdapat pada langkah sebelumnya. Namun, isi dari masing-masing file .sh (start.shdan stop.sh) dapat dilihat pada gambar berikut.
    (NB: Sesuaikan nama dari masing-masing host atau router dengan topologi jaringan yang digunakan Pastikan antara sesama router dan router dengan host dihubungkan dengan satu switch. Hubungkan router dan host dengan nama switch yang sesuai agar ketika diaktifkan tidak terjadi masalah matinya satu atau beberapa host ataupun router sekejap setelah diaktifkan karena kesalahan menghubungkannya dengan switch tertentu).
    Isi File start.sh

    Isi File stop.sh
  3. Setelah kedua file tersebut dibuat dan disimpan, sekarang jalankan file script start.shdengan cara mengetikkan perintah bash start.sh pada Terminal. Jika tidak ada kesalahan saat mengetik isi file start.sh, maka sejumlah host-host virtual langsung muncul di layar. Setelah masing-masing host virtual menampilkan baris login, loginlah menggunakan username dan password yang ada pada filesystem UML yang kita jalankan.
    (NB: Apabila traffic jaringan ke server UML sedang padat, lebih baik jalankan dulu beberapa virtual hostnya dengan cara meng-comment (memberi tanda # di depan) beberapa baris sintaks UML tertentu pada file start.sh lalu disimpan dan dijalankan. Setelah itu sisanya baru dijalankan lagi dengan cara meng-comment beberapa baris sintaks UML yang telah dijalankan sebelumnya dan meng-uncomment (menghilangkan tanda '#') yang belum dijalankan. Hal ini dilakukan demi menghemat waktu eksekusi virtual host yang ada serta mencegah matinya beberapa host secara tiba-tiba yang salah satunya disebabkan error akibat terhambatnya proses eksekusi).

    Tampilan Sejumlah Virtual Host Setelah start.sh Diaktifkan
  4. Setelah berhasil login, sekarang kita lakukan konfigurasi ip forward pada semua virtual host dengan cara membuka file /etc/sysctl.conf dengan perintah:
    nano /etc/sysctl.conf
    Cari baris konfigurasi berikut: #net.ipv4.ip_forward=1, lalu hapus tanda pagar di baris tersebut. Simpan file lalu keluar.
  5. Lakukan konfigurasi ip tables pada router tugu_pahlawan dengan cara membuka file /etc/rc.local dengan perintah:
    nano /etc/rc.local

    Tambahkan baris konfigurasi berikut ini sebelum atau di atas perintah exit 0.
    echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
    iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j MASQUERADE
  6. Lakukan konfigurasi IP address interface di masing-masing host virtual tersebut. Caranya, buka /etc/network/interfaces melalui editor (di sini saya menggunakan perintah:nano /etc/network/interfaces). Lalu ketikkan konfigurasinya. Konfigurasi yang ditulis di bagian awal untuk semua host adalah sebagai berikut..
    auto lo
    iface lo inet loopback
  7. Lalu ketikkan konfigurasi IP address interface untuk masing-masing host sebagai berikut (masih di file yang sama: /etc/network/interfaces, namun konfigurasi ini dituliskan setelah baris 'iface lo inet loopback'). Alamat IP harus sesuai dengan pembagian IP yang telah dilakukan sebelumnya. Konfigurasi dimulai dari subnet paling bawah.
    • router tugu_pahlawan
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.151.70.74
              netmask 255.255.255.0
              gateway 10.151.70.73

      auto eth1
      iface eth1 inet static
              address 10.51.64.1
              netmask 255.255.255.252
      up ip route add 10.151.71.144/28 via 10.51.64.2

      auto eth2
      iface eth2 inet static
              address 10.51.96.1
              netmask 255.255.255.252
      up ip route add 10.51.96.0/19 via 10.51.96.2

      auto eth3
      iface eth3 inet static
              address 10.51.0.1
              netmask 255.255.255.224
      up ip route add 10.51.0.0/22 via 10.51.0.2
    • router monkasel
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.96.2
              netmask 255.255.255.252
              gateway 10.51.96.1

      auto eth1
      iface eth1 inet static
              address 10.51.112.1
              netmask 255.255.255.252
      up ip route add 10.51.112.0/21 via 10.51.112.2

      auto eth2
      iface eth2 inet static
              address 10.51.120.1
              netmask 255.255.255.252
      up ip route add 10.51.120.0/24 via 10.51.120.2
    • router ampel
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.64.2
              netmask 255.255.255.252
              gateway 10.51.64.1

      auto eth1
      iface eth1 inet static
              address 10.151.71.145
              netmask 255.255.255.252
      up ip route add 10.151.71.144/30 via 10.151.71.146

      auto eth2
      iface eth2 inet static
              address 10.151.71.149
              netmask 255.255.255.252
      up ip route add 10.151.71.148/30 via 10.151.71.150
    • router stasiun_gubeng
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.0.2
              netmask 255.255.255.224
              gateway 10.51.0.1

      auto eth1
      iface eth1 inet static
              address 10.51.2.1
              netmask 255.255.254.0
      up ip route add 10.51.2.0/23 via 10.51.2.2
    • router siola
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.112.2
              netmask 255.255.255.252
              gateway 10.51.112.1

      auto eth1
      iface eth1 inet static
              address 10.51.116.1
              netmask 255.255.252.0
      up ip route add 10.51.116.0/22 via 10.51.116.2
    • router balai_kota
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.120.2
              netmask 255.255.255.252
              gateway 10.51.120.1

      auto eth1
      iface eth1 inet static
              address 10.51.120.129
              netmask 255.255.255.128
      up ip route add 10.51.120.128/25 via 10.51.120.130
    • server tp
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.151.71.146
              netmask 255.255.255.252
              gateway 10.151.71.145
    • server gm
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.151.71.150
              netmask 255.255.255.252
              gateway 10.151.71.149
    • host atau workstation kebun_bibit
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.0.3
              netmask 255.255.255.224
              gateway 10.51.0.1
    • host atau workstation sutos
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.2.2
              netmask 255.255.254.0
              gateway 10.51.2.1
    • host atau workstation taman_bungkul
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.116.2
              netmask 255.255.252.0
              gateway 10.51.116.1
    • host atau workstation plaza_surabaya
      auto eth0
      iface eth0 inet static
              address 10.51.120.130
              netmask 255.255.255.128
              gateway 10.51.120.129
    • Jangan lupa ketikkan perintah ifconfig [nama_interface] up untuk mengaktifkan interface yang dimiliki oleh host maupun router (interface = eth0, eth1, dst.)
  8. Restart service networking yang menangani tentang konfigurasi jaringan agar perubahan konfigurasi yang dilakukan di atas dapat langsung diterapkan. Berikut ini perintah untuk merestart service tersebut:
    service networking restart
  9. Untuk melihat konfigurasi seluruh interface yang telah diterapkan pada masing-masing virtual host tadi, jalankan perintah ifconfig. Untuk melihat konfigurasi yang telah diterapkan pada interface tertentu saja, jalankan perintah ifconfig [nama_interface].
  10. Untuk mengetes apakah antarhost virtual sudah bisa terhubung satu sama lain atau ingin mengetes apakah bisa terhubung ke jaringan luar, gunakan perintah ping diikuti alamat IP atau situs web yang dituju. Jika hasilnya menunjukkan respon positif (ridak menunjukkan error atau pesan aneh-aneh, seperti Destination host unreachable atauPing: unknown host), maka konfigurasi telah dilakukan dengan melihat pembagian IP yang sudah dilakukan dengan benar.
Penjelasan:
       Untuk host maupun router yang memiliki tangan/interface menuju ke atas, maka untuk melakukan konfigurasi terhadap interface semacam itu, ketikkan perintah berikut:
gateway [ip_address_yang_menjadi_gateway]
agar host atau router tersebut dapat mengenali subnet yang ada di atasnya.
Sedangkan untuk router yang memiliki tangan/interface menuju ke bawah, maka untuk melakukan konfigurasi terhadap interface semacam itu, ketikkan perintah berikut:
up ip route add [network_id][subnet_mask-nya] via [ip_address_yang_terhubung_dengannya]
agar router tersebut dapat mengenali subnet yang ada di bawahnya.
Sebenarnya konfigurasi ini sama dengan mengetikkan perintah berikut:
route add [network_id][subnet_mask-nya] via [ip_address_yang_terhubung_dengannya] [nama_interface]
Tujuan dari perintah tersebut adalah untuk memanipulasi routing table. Ketika perintah tersebut dijalankan, maka di dalam file /etc/network/interfaces memang akan muncul baris perintah up ip route add ... di bawah baris netmask sesuai dengan nama interface yang diketikkan pada perintah tersebut. Namun perintah tersebut hanya bisa diterapkan selama virtual host tempat kita menjalankan perintah tersebut masih aktif/hidup. Jika virtual host tersebut dimatikan (halt) atau di-restart (reboot), maka supaya pengetesan koneksi ke subnet di atasnya tetap bisa berhasil, perintah tersebut harus dijalankan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar